Yuuukkkk….yuuuukkkk….di
lanjut lagi…
Gimana
Ku Hanya Ingin yang Terbaik Part 4 nya sudah di baca kan…
Kalau
sudah kita langsung ke-TKP…
Belum
sepatah katapun keluar dari mulut Arga hanya rasa syok dan marah yang tampak di
wajah Arga. Tiba-tiba…
“aku
tahu kamu pasti berfikir kalau aku hanya berbohong agar aku bisa dimaafkan
olehmu…Tapi asal kamu tahu dulu aku sungguh-sungguh mencintaimu…walaupun aku
sudah memiliki Indra tapi yang ada di hatiku hanya dirimu…Cuma kamu Ga…” Ucap
Rara berlinang air mata.
“Kalau
kamu memang mencintaiku kenapa kamu tak pernah mengatakannya padaku???
” Tanya
Arga yang sedikit mulai luluh dan berusaha memahami perasaan Rara.
“Awalnya
aku hanya akan menyimpan rasa ini di hatiku tapi…semenjak kamu mengenal
Aisya…diriku hanya kamu anggap sebagai ruang kosong yang bisa kamu isi dengan
semua keluh kesah dan rasa bahagia mu
terhadap Aisya…Tanpa perduli dengan perasaanku…Aku nggak sanggup untuk
menyimpan semuanya Ga…Aku ingin jadi seseorang yang kamu perhatikan,
perdulikan, dan sayangi…” Ucap Rara meluapkan semua isi hatinya.
“Lalu…bagaimana
sekarang…bagaimana perasaan itu…apakah masih ada???” Tanya Arga yang merasa
penasaran dan entah kenapa sejak itu jantungnya sedikit berdegup lebih cepat.
Rara
tersentak dengan pertanyaan Arga. Dia binggung harus menjawab apa karena dia
sendiri bingung bagaimana perasaannya terhadap Arga saat ini. Rara gugup harus
menjawab pertanyaan Arga, sehingga untuk menutupi kegugupannya dia pun
memutuskan untuk duduk di pinggir danau. Rara yang sudah siap untuk menjawab
kini justru terkejut karena Arga telah duduk di sampingnya. Keadaan diantara
mereka memang sudah tak tegang seperti diawal perjumpaan namun hati mereka
sangat bergejolak sehingga menimbulkan ketegangan lain yaitu perasaan aneh di
hati mereka serta cepatnya degup jantung mereka yang seakan-akan ingin
melompat. Keadaan ini membuat Rara tak berani menatap Arga dia hanya diam
terpaku menatap air danau yang ada di hadapannya. Arga yang tak tahan akan
kesunyian ini pun mengarahkan badan Rara menghadap dirinya dan mengangkat wajah
Rara agar menatapnya.
“Jawab
Ra…” Ucap Arga kembali dengan menatap mata Rara.
“Perasaan
itu mungkin sudah nggak ada Ga…Tapi ku harap kamu mau memaafkanku” Jawab Rara
dengan gugup yang sebenarnya telah membohongi perasaannya sendiri karena
baginya saat ini yang terpenting adalah kata maaf dari Arga.
“Ohhh…aku
ngerti Ra…Aku maafin kamu kok Ra…dan aku harap kamu juga mau maafin semua
perlakuan ku terhadapmu selama ini…” Ucap Arga.
“Nggak
apa Ga…Aku maklum kok sama semua perlakuan kamu” Ucap Rara.
“Maafkan
aku dulu baru aku tenang” Ucap Arga.
“Iya-iya
aku maafkan…” Ucap Rara yang disambut oleh tawa mereka berdua.
Tanpa
mereka sadari awan putih nan indah yang mereka lihat beberapa saat lalu telah
berubah menjadi kelabu menandakan hujan sebentar lagi turun. Melihat hal ini
Arga pun mengajak Rara untuk pulang. Arga pun mengantarkan Rara pulang karena
saat ke danau Rara menggunakan taksi. Diperjalanan pulang Arga dan Rara terus
bercanda dan melepas rindu. Sesampainya dirumah Rara, Arga memutuskan langsung
pulang karena sudah mulai lelah dan hari sudah mulai malam. Keesokan harinya di
rumah Arga sekaligus studio musiknya, teman-temannya bergembira karena Arga
telah memaafkan Rara.
“Ohh…iya…teman-teman
aku sudah mengundang Rara serta teman-temannya untuk kesini karena kita akan
makan-makan sambil saling mengenal dan aku sudah menyuruh bibi untuk menyiapkan
semuanya…sekarang sebaiknya kita ke taman belakang sambil menunggu mereka” Ucap
Arga.
“Yeeeiiii…Makan…Lapar
nih…” Ucap Bara bersemangat yang disambut gelak tawa teman-temannya.
Sambil
menunggu di taman belakang Arga dan teman-temannya terus bercanda. Sampai ketika terdengar suara
bel rumah berbunyi, Arga pun melangkahkan kakinya untuk membukakan pintu dan
tersenyum saat melihat yang datang adalah Rara serta teman-temannya. Arga
langsung menyuruh mereka masuk.
Biasanya
Arga selalu terpesona setiap melihat Rara namun kali ini pesona Rara sedikit
terhalangi oleh pesona Sasya yang terlihat manis dan anggun mengenakan atasan
pink lembut dan bawahan rok selutut berwarna merah. Sampai masuk kedalam rumah
pun Arga yang berjalan dibelakang Sasya terus memandanginya. Rara yang berada
di samping Arga mengetahui hal ini dan Rara merasakan sedikit rasa sakit yang
menggores hatinya.
Sesampainya
di Taman belakang mereka langsung bergabung dengan Marvin, Afandi, Bara dan
Radit. Cindy yang merupakan kekasih Radit pun langsung menghampirinya.
“Sayang…kangen
deh sehari nggak ketemu…” Ucap Cindy.
“Iya…sayangggg…aku
juga kangen” Ucap Radit pula. Disambut sorakan teman-temannya. Suasana pun jadi
gembira dan ceria.
Tapi
tak begitu dengan perasaan Rara, karena secara diam-diam Rara terus
memperhatikan Arga dan Sasya yang beberapa kali saling mencuri pandang. Dia
merasa kalau Arga dan Sasya saling menyukai. Dia senang kalau temannya saling
menyukai tapi kali ini keadaannya berbeda, saat pria yang sekaligus sahabatnya
yang dia cintai menyukai sahabatnya yang lain. Keadaan ini sungguh menyiksa
Rara. Rara tahu bahwa ini salahnya karena telah membohongi perasaannya saat
ditanya oleh Arga tentang perasaannya kemarin. Rara yang sedang risau terkejut
karena Marvin mengagetkannya.
“Ayooo…kok
ngelamun…tuch yang lain pada makan” Ucap Marvin. Rupanya teman-temannya telah
memulai acara makan-makannya tanpa Rara sadari yang sibuk dengan pikirannya
sendiri.
“Ohhh…iya…iya…sorry
aku ngelamun tadi” Ucap Rara.
“Ngelamunin
apa nich…nanti kesambet lo…kan berabe jadinya” Ucap Marvin.
“hehee…ya
sudah aku nggak ngelamun lagi kok…kamu nggak ambil makan???” Tanya Rara.
“Iya
ini juga lagi mau ambil makan…bareng yuk…” Jawab Marvin sambil berdiri dan
berjalan menuju meja makan.
“Ok…”
Ucap Rara menerima ajakan Marvin serta mengikuti langkah Marvin.
Di
Meja Makan…
“Yank…coba
deh liat Rara dan Marvin cocok yach…” Ucap Cindy.
“Iya
yank…kita comblangin yok…” Ucap Radit.
“Ide
bagus…” Ujar Cindy sedikit bersemangat mendengar ide kekasihnya.
Arga
yang mendengar pembicaraan mereka pun menoleh kearah Rara dan Marvin. Entah
kenapa timbul rasa cemburu di hati Arga. Arga bingung dengan perasaannya ini,
karena dia merasa mulai menyukai Sasya tapi dia juga merasa kesal saat melihat
Rara berdua dengan Marvin.
Ckckck…Arga
plin plan euyyyy!!!!!
Gimana
ya kelanjutannya…siapa yang dipilih Arga???
Dan
Bagaimana dengan perasaan Rara???
Apakah
usaha Cindy dan Radit berhasil???
Tunggu
di part selanjutnya yaaa…
Sorry
kalau ada yang salah atau kurang seru, maklum pemula.
Tinggalkan kritik dan
saran yoo !!!!!!!
0 komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Sarannya ya...
Agar kami para ADMIN dapat lebih mengembangkan blog ini....