Laporan Pteris ensiformis

                                  LAPORAN
                     BOTANI TINGKAT RENDAH
logo-unmul.jpg                  PAKU PEDANG ( Pteris ensiformis )
                         

       

Nama     : DEWI NURSANDI
Nim        : 0905015126
Prodi      : PEND.BIOLOGI, SORE A







FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2011



Mengidentifikasi Tumbuhan Paku Pedang
( Pteris ensiformis )

A.    Tujuan
1.      Agar mahasiswa dapat mengatahui morfologi dari paku pedang (pteris ensiformis)
2.      Agar mahasiswa dapat mengetahui habitat dari paku pedang (pteris ensiformis)
3.      Agar mahasiswa dapat mengetahui proses perkembangbiakan dari paku pedang (pteris ensiformis)
4.      Agar mahasiswa dapat mengatahui system klasifikasi dari paku pedang (pteris ensiformis)


B.     Dasar Teori
Tumbuhan paku atau  paku-pakuan dikenal pula sebagai pakis (pteridophyta) sinonimnya filicophyta, merupakan suatu devisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh (kormus), tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung menyukai kondisi air yang melimpah karena salah satu tahap hidupnya tergantung dari keberadaan air, yaitu sebagai tempat media bergerak sel sperma menuju sel telur. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas. Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidroit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan  yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m), yang masih muda selalu menggulung dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora.
Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora (sporangium). Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora pbentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin (ex Equisetum debile/paku ekor kuda).
Secara umum tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora.
Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu Psilotophyta, Lycophyta, Sphenophyta, dan Pterophyta. Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.
Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan).
Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).
C.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a. Kamera
b.   Alat tulis
c.    Buku
d.   Plastik
e.    Pisau cutter

2.      Bahan
a.    Paku Pedang ( Pteris ensiformis )

D.    Prosedur Kerja
1.      Disiapkan alat-alat yang akan digunakan pada saat praktikum
2.      Dicari contoh paku-pakuan yang akan diteliti di sekitar kebun raya unmul samarinda
3.      Setelah ditemukan contoh paku yang diinginkan lalu segera diamati
4.      Diambil gambar contoh yang ditemukan dengan menggunakan kamera
5.      Diambil contoh tersebut lalu dimasukkan ke dalam plastik yang telah disediakan
6.      Contoh yang telah ada diidentifikasi dengan mencocokan yang ada di buku panduan
7.      Contoh yang telah ditemukan klasifikasinya segara dibuat herbarium
E.     Hasil Pengamatan









Paku Pedang ( Pteris ensiformis )


F.      Pembahasan
Ciri morfologi paku pedang (Pteris ensiformis), yaitu :
tergolong dalam paku tanah dengan ketinggian 0,15 m - 0,70 m, akar rimpang tegak dan merayap pendek dan daun tegak menyirip, daun steril panjang 5-20 cm diatas tangkai. Daun fertil berbeda dengan daun steril. Anak daun atau taju daun berbentuk garis, lebar 24 mm, tepi daun rata
berbentuk jorong, warna hijau terang, letak berdekatan tapi tidak saling menutupi, ujungnya membulat, tepi bergerigi, bagian dasar mempunyai bentuk yang tidak sama dan  mempunyai panjang berbeda-beda. Akar, batang dan daun memiliki berkas pembuluh angkut berupa xilem dan floem, tidak menghasilkan biji, tetapi menghasilkan spora, daun yang masih muda menggulung. Daun tumbuhan paku ada yang khusus menghasilkan spora, disebut sporofil. Daun yang tidak menghasilkan spora disebut tropofil, berfungsi untuk fotosintesis, tidak berbunga dan umumnya memiliki rizom (batang yang terdapat di dalam tanah).
            Habitat paku pedang (pteris ensiformis) hidupnya di  batu-batu, menempel pada tumbuhan lain dan sebagai epifit pada batang pohon kecil di lembah hutan yang lembab. Tumbuh di tempat lembab pada ketinggian rendah di daerah tropis.
Tumbuhan paku pedang (pteris ensiformis)berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dan seksual pada tumbuhan paku pedang terjadi seperti pada lumut. Reproduksi tumbuhan paku ini menunjukkan adanya pergiliran antara generasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Pada tumbuhan paku ini, generasi sporofit merupakan generasi yang dominan dalam daur hidupnya.
Generasi gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium. Sporangium terdapat pada sporofit (sporogonium) yang terletak di daun atau di batang. Spora haploid (n) yang dihasilkan diterbangkan oleh angin dan jika sampai di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalus dan selanjutnya menjadi gametofit yang haploid (n).
Gametofit memiliki dua jenis alat reproduksi, yaitu anteridium dan arkegonium, atau satu jenis alat reproduksi, yaitu anteridium saja atau arkegonium saja. Arkegonium menghasilkan satu ovum yang haploid (n). Anteridium menghasilkan banyak spermatozoid berflagelum yang haploid (n). Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian membuahi ovum. Pembuahan ovum oleh spermatozoid di arkegonium menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot membelah dan tumbuh menjadi embrio (2n). Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n).
Alat reproduksi jantan adalah anteridium. Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagelum. Alat reproduksi betina adalah arkegonium. Arkegonium menghasilkan ovum. Gametofit  tumbuhan paku jenis tertentu memiliki dua jenis alat reproduksi pada satu individu. Gametofit dengan dua jenis alat reproduksi disebut gametofit biseksual. Gametofit yang hanya memiliki anteridium saja atau arkegonium saja disebut disebut gametofit uniseksual. Gametofit biseksual dihasilkan oleh paku heterospora (paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda).
Klasifikasi paku pedang (Pteris ensiformis) :
Kingdom       : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi            : Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas             : Filicopsida 
Sub Kelas      : Polypoditae
Ordo              : Polypodiales
Famili            : 
Pteridaceae 
 Genus           : 
Pteris
Spesies          : Pteris ensiformis Burm.
G.    Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat di simpulkan :
Ø  Morfologi paku pedang (Pteris ensiformis), yaitu :
tergolong dalam paku tanah dengan ketinggian 0,15 m - 0,70 m, akar rimpang tegak dan merayap pendek dan daun tegak menyirip, daun steril panjang 5-20 cm diatas tangkai. Daun fertil berbeda dengan daun steril. Anak daun atau taju daun berbentuk garis, lebar 24 mm, tepi daun rata
berbentuk jorong, warna hijau terang, letak berdekatan tapi tidak saling menutupi, ujungnya membulat, tepi bergerigi, bagian dasar mempunyai bentuk yang tidak sama dan  mempunyai panjang berbeda-beda.
Ø  Habitat paku pedang (pteris ensiformis) hidupnya di  batu-batu, menempel pada tumbuhan lain dan sebagai epifit pada batang pohon kecil di lembah hutan yang lembab. Tumbuh di tempat lembab pada ketinggian rendah di daerah tropis.
Ø  Tumbuhan paku pedang (pteris ensiformis)berkembang biak secara aseksual dan seksual
Ø  Klasifikasi paku pedang (Pteris ensiformis) :
Kingdom       : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi            : Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas             : Filicopsida 
Sub Kelas      : Polypoditae
Ordo              : Polypodiales
Famili            : 
Pteridaceae 
Genus           : 
Pteris
Spesies          : Pteris ensiformis Burm.

2.      Saran
Di harapkan untuk praktikum-praktikum selanjutnya agar adanya pegawas di setiap kelompok-kelompok praktikum, agar lebih memudahkan mahasiswa bertanya langsung yang tidak diketahui

DAFTAR PUSTAKA
http://no name. 31 Mei 2007. id.wikipedia.org/wiki/paku-pakuan
http://satria.klasifikasi pteris ensiformis.blogspot.com/
http://no name.biologyof.blogspot.com 02/02/2010.tugas-skal-kr-purwodadi-jatim-park.html
http://no name. materi-pelajaran.blogspot.com/03/03/2008.tumbuhan-paku-pterydophyta.html

2 komentar:

Anonim

kalo bisa sumbernya jangan dari blog semua, usahain ada dari bukunya :)

Unknown

Terimakasih sarannya......
Iya kebetulan ini adalah salah satu tugas kuliah admin dan waktu yang singkat dalam pengerjaannya membuat admin tidak sempat mencari sumber dari buku.....

Posting Komentar

Kritik dan Sarannya ya...

Agar kami para ADMIN dapat lebih mengembangkan blog ini....