Laporan Selaginella caudata

LAPORAN PRAKTIKUM
BOTANI TINGKAT RENDAH
(Selaginella caudata)




DI SUSUN OLEH :
TURAH SUGIARTI (0905015112)
KELOMPOK III
BIOLOGI SORE A


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
 2011


PRAKTIKUM

A.    TUJUAN
1.             Untuk menjelaskan struktur tubuh dari Selaginella caudata.
2.             Untuk menjelaskan habitat dari Selaginella caudata.
3.             Untuk menjelaskan perkembangbiakan dari Selaginella caudata.
4.             Untuk menuliskan klasifikasi dari Selaginella caudata.

B.     DASAR TEORI
 Pteridophyta sering dikenal umumu sebagai tumbuhan paku. Tumbuhan paku umumnya hidup di daratan pada tempat-tempat yang basah atau lembap. Hanya beberapa jenis saja yang hidup di air, seperti semanggi (Marsilea crenata), rumput gestapu (Salvinia molesta), dan Azolla pinnata. Tumbuhan ini banyak dijumpai di daerah tropis hingga daerah beriklim sedang. (Sudjino,2005)
Pterydophyta sama dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang sebagian besar hidup di tempat-tempat yang lembap.
1.        Ciri-ciri Pterydophyta
Tumbuhan paku memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Berbeda dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk kormophyta berspora.
b.      Baik pada akar, batang, dan daun, secara anatomi sudah memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun untuk proses fotosintesis, dan floem yang berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
c.       Pada waktu masih muda, biasanya daun tumbuhan paku menggulung dan bersisik.
d.      Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan gemmae dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina.
e.       Dalam siklus hidup (metagenesis) terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri.
f.       Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya.
g.      Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof.
                                                       (Sentra-edukasi.com, 2010)
2.        Macam-macam daun pada tumbuhan paku adalah:
a.       Berdasarkan ukurannya
1)      Mikrofil
Berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan folium yang berarti daun, jadi daun ini memiliki ukuran yang kecil dan jaringan-jaringan di dalamnya belum terdiferensiasi secara jelas.
2)      Makrofil
Berasal dari kata makro yang artinya besar dan folium yang berarti daun, jadi daun ini memiliki ukuran yang besar dan sudah terdiferensiasi. Di sini sudah bisa didapatkan jaringan epidermis serta daging daun yang terdiri atas jaringan spons dan jaringan bunga karang.
                                                  (Sentra-edukasi.com, 2010)

b.      Berdasarkan fungsinya
1)      Tropofil
Merupakan daun yang hanya berguna untuk fotosintesis. Pada daun ini, tidak dihasilkan spora yang merupakan alat perkembangbiakan tumbuhan paku.
2)      Sporofil
Merupakan jenis daun pada tumbuhan paku yang selain dapat digunakan untuk fotosintesis juga dapat menghasilkan spora. Spora tumbuhan paku terletak dalam sorus yang merupakan kumpulan dari kotak spora (sporangium). Berdasarkan jenis-jenis spora yang dihasilkan, dikenal tumbuhan paku homospora, paku peralihan, dan paku heterospora.
a)         Paku homospora
Merupakan jenis paku yang hanya menghasilkan spora jantan atau spora betina saja. Contohnya adalah Lycopodium atau paku kawat.
b)        Paku peralihan
Merupakan jenis paku yang dapat menghasilkan dua macam spora, yaitu spora jantan dan spora betina. Namun, spora-spora yang dihasilkan tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya adalah Equisetum debile.
c)      Paku Heterospora
Merupakan jenis paku yang dapat menghasilkan spora dengan jenis dan ukuran yang berbeda, yaitu spora jantan dan spora betina. Spora jantan memiliki ukuran yang lebih kecil, atau biasa disebut sebagai mikrospora dan spora betina memiliki ukuran yang lebih besar, atau biasa disebut sebagai makrospora. Contohnya adalah Marsilea crenata (semanggi) dan Selaginella widenowii.
                                           (Sentra-edukasi.com, 2010)
3.        Klasifikasi Pterydophyta
Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu Psilotophyta, Lycophyta, Sphenophyta, dan Pterophyta. Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid. 
Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan). 
Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda). 
Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).
                                               (Kouzinet.blogspot.com, 2010)

4.        Metagenesis atau Pergiliran Keturunan Paku
Pada metagenesis tumbuhan paku, baik pada paku homospora, paku heterospora, ataupun paku peralihan, pada prinsipnya sama. Ketika ada spora yang jatuh di tempat yang cocok, spora tadi akan berkembang menjadi protalium yang merupakan generasi penghasil gamet atau biasa disebut sebagai generasi gametofit, yang akan segera membentuk anteredium yang akan menghasilkan spermatozoid dan arkegonium yang akan menghasilkan ovum. Ketika spermatozoid dan ovum bertemu, akan terbentuk zigot yang diploid yang akan segera berkembang menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang kita lihat sehari-hari merupakan generasi sporofit karena mampu membentuk sporangium yang akan menghasilkan spora untuk perkembangbiakan. Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya. Apabila kita amati daun tumbuhan paku penghasil spora (sporofil), di sana akan kita jumpai organ-organ khusus pembentuk spora. Spora dihasilkan dan dibentuk dalam suatu wadah yang disebut sebagai sporangium. Biasanya sporangium pada tumbuhan paku terkumpul pada permukaan bawah daun.
                                                              (Sentra-edukasi.com, 2010)
5.        Manfaat Tumbuhan Paku
Dalam kehidupan sehari-hari, tumbuhan paku juga berperan dalam kehidupan, antara lain:
a.         Sebagai tanaman hias, misalnya Adiantum cuneatum (suplir), Asplenium nidus (paku sarang burung) dan Platycerium biforme (paku simbar menjangan).
b.        Sebagai tanaman obat, misalnya rimpang dari Aspidium filixmas (Dryopteris) yang mampu mengobati cacingan.
c.         Sebagai bingkai dalam karangan bunga.
d.        Sebagai pupuk hijau.
e.         Sebagai sayuran, contohnya adalah Marsilea crenata (semanggi).
                                                       (Sentra-edukasi.com, 2010)


C.    ALAT DAN BAHAN
1.        ALAT
a.       Plastik
b.      4 buah Toples
c.       Kamera
d.      Buku Taksonomi Tumbuhan
2.        BAHAN
a.       Selaginella caudata

D.    PROSEDUR KERJA
1.      Disiapkan alat yang diperlukan saat praktikum
2.      Diamati specimen yang ditemukan
3.      Diambil gambar specimen yang ditemukan dengan kamera pada tempat melekatnya atau substrat.
4.      Dimasukkan specimen ke dalam kantung plastik.
5.      Dikumpulkan semua specimen yang ditemukan.
6.      Dibuka  buku untuk dicocokkan dengan specimen yang ditemukan untuk identifikasi nama.
7.      Spesimen yang telah teridentifikasi nama spesiesnya, kemudian  segera disusun klasifikasinya.

E.     HASIL PENGAMATAN

Selaginella caudata

F.     PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan dapat kita identifikasi tumbuhan Selaginella caudata sesuai dengan tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menjelaskan struktur tubuh, menjelaskan habitat, menjelaskan perkembangbiakan dan menuliskan klasifikasi dari Selaginella caudata.
Selaginella caudata memiliki batang berbaring dan sebagian berdiri tegak, bercabang-cabang menggarpu dan tidak meperlihatkan pertumbuhan sekunder.  Dimana ia memiliki akar-akar yang keluar dari bagian-bagian batang yang tidak  memiliki daun dan  dinamakan pendukung akar. Daun tersusun berhadapan, sepasang daun kecil menyerupai sisik dan terletak tersebar pada batang yang padat. Pada bagian bawah sisi atas daun terdapat suatu sisik yang dinamakan lidah-lidah (ligula). Lidah-lidah tersebut merupakan alat penghisap air (misalnya tetes air hujan).
Habitat Selaginella caudata yaitu pada tanah atau ia dapat epifit pada bebatuan. Selaginella caudata dapat tumbuh diberbagai iklim dan tipe tanah.
Selaginella caudata memiliki protalium yang amat kecil yang merupakan suatu bulir tunggal atau bercabang, biasanya berbentuk  radial jarang sekali dorsiventral.  Sporangium membuka dengan  mekanisme kohesi dan telah mengikuti garis yang telah ditentukan. Dengan membukanya sporangium maka spora akan  terlempar keluar, spora dan sporangium akan mengalami perkembangan membentuk protalium. Dimana dalam setiap protalium hanya terdapat satu anteredium saja yang terletak dipusat. Anteredium ini  yang akan membelah lagi membentuk sel-sel yang membulat yang disebut sel-sel induk spermatozoid. Protalium betina tidak mengalami reduksi perkembangan. Protalium betina berkembang dalam makrospora dimana inti spora akan  membelah secara bebas dan tersebar dalam plasma pada bagian atas spora, dimana pada akhirnya dinding makrospora akan pecah dan protalium yang terdiri atas sel-sel kecil yang tidak berwarna tersembul keluar dan membentuk tiga rizoid pada tiga tempat setelah satu atau beberapa arkegonium dibuahi, mulailah perkembangan embrionya yang dimana  biasanya  embrio ini bersifat endoskopik.
Klasifikikasi dari Selaginella caudata :
Regnum    : Plantae
Divisi        : Pteridophyta
Classis      : Lycopodiacea
Ordo         : Selaginellales
Family      : Selaginellaceae
Genus       : Selaginella
Spesies     : Selaginella caudata

G.    KESIMPULAN dan SARAN
1.      Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
a.       Selaginella caudata memiliki batang berbaring dan sebagian berdiri tegak, bercabang-cabang menggarpu, ia memiliki akar-akar yang keluar dari bagian-bagian batang, dan daun tersusun berhadapan menyerupai sisik serta pada bagian bawah sisi atas daun terdapat lidah-lidah (ligula).
b.      Habitat Selaginella caudata yaitu pada tanah atau ia dapat epifit pada bebatuan.
c.       Sporangium membuka dan dengan membukanya sporangium maka spora akan  terlempar keluar, spora dan sporangium akan mengalami perkembangan membentuk protalium. Protalium betina berkembang dalam makrospora dimana inti spora akan  membelah secara bebas dan tersebar dalam plasma pada bagian atas spora, dimana pada akhirnya dinding makrospora akan pecah dan protalium yang terdiri atas sel-sel kecil yang tidak berwarna tersembul keluar dan membentuk tiga rizoid pada tiga tempat setelah satu atau beberapa arkegonium dibuahi, mulailah perkembangan embrionya.
d.      Klasifikikasi dari Selaginella caudata :
Regnum           : Plantae
Divisi               : Pteridophyta
Classis             : Lycopodiacea
Ordo                : Selaginellales
Family             : Selaginellaceae
Genus              : Selaginella
Spesies            : Selaginella caudata
2.      Saran
Diharapkan saat praktikum disetiap lokasi pengambilan specimen ada pengawas atau asisten pembimbing agar keadaan dapat terawasi dan apabila prakikan ada pertanyan dapat bertanya pada pengawas atau asisten pembimbing.

DAFTAR PUSTAKA


Blog – Kouzinet. Tumbuhan Paku (Pteridophyta). http://kouzinet.blogspot.com/2010/03/tumbuhan-paku-pterydophyta.html. Diposting 20 Maret 2010.

Sudjino, Dkk. 2005. Biologi Kelas X . Sunda Kelapa Pustaka: Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar

Kritik dan Sarannya ya...

Agar kami para ADMIN dapat lebih mengembangkan blog ini....