Awalnya
melihat semua ini teman-teman Rara hanya dapat diam dan bingung karena menurut
mereka ini adalah urusan mereka berdua namun setelah melihat perlakuan kasar
Arga ke Rara membuat teman-teman Rara mesti ikut bertindak. Mereka memutuskan
memisahkan Rara dan Arga terlebih dahulu. Setelah Rara dibawa ke ruang tamu
yang terletak di lantai bawah barulah teman Arga yang tersisa yaitu Marvin dan
Afandi berusaha menenangkan Arga (emangnya gorilla ngamuk pakai acara
ditenangin…hehhehe). Setelah keadaan tenang barulah Marvin dan Afandi berani
menanyakan segalanya.
“Ga…aku
bukannya mau ikut campur dengan semua yang telah terjadi antara kamu dan
Rara…tapi melihat hal tadi…kita mesti tau kenapa kamu berbuat seperti itu ke
Rara…” Ucap Afandi memecahkan kesunyian.
“Aku
benci banget sama dia Fan…Dia sudah ngancurin
persahabatan yang sudah kami
jalin dari kecil Fan…” Jawab Arga dengan penuh amarah.
“Emang
apa yang sudah diperbuat Rara sampai kamu segini marahnya???” Tanya Marvin.
“Dia
sudah menggagalkan usahaku untuk mendekati seseorang yang aku cintai…Dia
menjelek-jelekan diriku didepan wanita itu serta semua langkah dan usahaku dia
gagalkan…bukan ITU yang namanya SAHABAT…padahal dia tau aku sangat mencintai
wanita itu???” Jelas Arga dengan marah “Sahabat itu seharusnya saling mendukung
dan membantu sahabatnya…bukan sebaliknya…” Lanjut Arga.
“Apa
kamu tahu kenapa Rara melakukan itu semua???” Tanya Marvin.
“Paling
dia cuma nggak suka kalau aku punya pacar…karena dia baru aja diputuskan
pacarnya gara-gara terlalu dekat denganku…jadi dia mau balas dendam kepadaku…”Jawab
Arga.
“Itukan
hanya spekulasimu saja…apa kamu pernah menanyakan padanya..???” Tanya Marvin
lagi.
“Itu
nggak perlu…karena aku yakin dengan semua itu…” Jawab Arga.
“Ga…yang
pasti Rara punya alasan untuk melakukan hal itu…jadi sekarang yang kalian
perlukan adalah bicara dan kamu
harus mendengarkan semua yang dikatakan Rara…bukan seperti tadi…”Ucap Afandi.
“Tapi
Fan…” Sanggah Arga.
“Nggak
ada tapi-tapian…ketika kamu siap kita kebawah untuk bertemu dengan Rara dan
yang lain…kamu sudah buat mereka semua takut…terutama Rara” Tegas Afandi.
“Oke…aku
akan bicara dengannya…” Ucap Arga. Mendengar ini Marvin dan Afandi senang dan
tersenyum lega. “Tapi…nggak hari ini…aku belum siap…jadi sekarang kalian bilang
padanya mending sekarang dia pulang…” Ucap Arga melanjutkan.
Marvin
dan Afandi agak kecewa mendengar Arga menunda menyelesaikan masalah ini
secepatnya. Tapi mereka sedikit lega karena minimal Arga sudah berencana untuk
bicara dengan Rara. Marvin dan Afandi pun menuju ruang tamu untuk menyampaikan
hal ini pada Rara dan yang lain.
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Keadaan
di ruang tamu tak lebih baik dari di atas karena Rara terus menangis dan hanya
diam tak menjawab satu pun pertanyaan dari teman-temannya. Semua perasaan kini
berkecamuk didirinya walaupun perasaan sedih dan kecewa lebih mendominasi.
“Ra…kamu
dan Arga ada apa…kok dia sampai melakukan hal seperti itu???” Tanya Sasya.
Namun
hanya isak tangis yang terdengar dari bibir Rara. Ini membuat teman-temannya
bingung. Mereka memutuskan untuk membiarkan Rara tenang dulu. Rara terus
mengenang kejadian empat tahun lalu saat Arga mengetahui dia lah yang telah
menggagalkan semua usaha Arga untuk mendekati orang yang dicintai Arga. Semua
Amarah, ucapan Arga serta perlakuan Arga yang baru saja serasa menyayat-nyayat
hatinya. Sungguh terasa sakit sekali, sehingga membuat Rara tidak dapat
memikirkan hal lain selain rasa sakit itu.
Tak
lama terdengar suara langkah kaki turun dari tangga. Semua orang tertuju kearah
tangga termasuk Rara dengan harapan Arga yang turun agar dia bisa menjelaskan
semuanya. Tapi, ternyata yang turun hanya Marvin dan Afandi.
“Vin,
mana Arga???” Tanya Bara.
“Dia
belum siap untuk bicara sekarang” Jawab Marvin yang membuat Rara tambah sedih.
Lalu Marvin melanjutkan “Tapi…tenang aja Ra…dia pasti bicara kok sama kamu…dia
sudah janji”
“Serius
vin???” Tanya Rara bersemangat.
“Serius…Tapi
nggak hari ini…dia minta kamu pulang aja dulu…nanti dia akan menghubungi mu
kapan dia siap bicara padamu”Jawab Marvin dan meyakinkan Rara akan keseriusan
Arga.
“Yaudahlah
Ra…nggak apa…yang pentingkan Arga sudah mau bicara sama kamu” Hibur Sasya.
“Iya
Sya…aku sudah sedikit lega” ucap Rara.
“Yaudah
kalau gitu kita pulang aja yach…biar kamu bisa lebih menenangkan diri…dan
menyiapkan apa aja yang harus kamu bicarakan dengan Arga” Ajak Cindy.
“Oke…”
Jawab Rara.
Akhirnya
Rara dan teman-temannya memutuskan untuk pulang. Dengan langkah berat Rara
menoleh kea rah jendela kamar Arga. Sepintas Rara merasa ada seseorang di
jendela tapi saat Rara melihat lebih jelas tak ada seorangpun disana. Rara
berharap benara-benar ada orang disana dan orang itu adalah Arga. Sebenarnya
Arga memang memperhatikan kepergian
mereka tapi dia buru-buru bersembunyi agar tak terlihat.
1 minggu kemudian
Sudah
seminggu ini Rara terus menunggu Arga menghubunginya, Tapi tak juga ada kabar. Hari
ini seperti biasanya Rara tak lepas dari hp nya karena menanti Telpon atau sms
dari Arga. Tiba-tiba Hp nya berdering, saat dia melihat layar Hp nya panggilan
dari nomer tak dikenal yang tertera.
Eiiittssssssssss….kira-kira
siapa yang menelpon Rara ya…
Apa
alasan Rara menghalangi cinta Arga???
Baca
di part selanjutnya…
Sorry
kalau ada yang salah atau kurang seru, maklum pemula.
Tinggalkan kritik dan
saran ya !!!!!!!
2 komentar:
aku tunggu lanjutannya ya...alhamdulillah bagus nie, menyentuh hati..oya kunjungin blogku jg yah
makasih adies...
kritik nya dong...kan kamu lebih pengalaman soal tulis menulis...
ok...
follow ya...
Posting Komentar
Kritik dan Sarannya ya...
Agar kami para ADMIN dapat lebih mengembangkan blog ini....