Ku Hanya Ingin yang Terbaik Part 3


Awalnya melihat semua ini teman-teman Rara hanya dapat diam dan bingung karena menurut mereka ini adalah urusan mereka berdua namun setelah melihat perlakuan kasar Arga ke Rara membuat teman-teman Rara mesti ikut bertindak. Mereka memutuskan memisahkan Rara dan Arga terlebih dahulu. Setelah Rara dibawa ke ruang tamu yang terletak di lantai bawah barulah teman Arga yang tersisa yaitu Marvin dan Afandi berusaha menenangkan Arga (emangnya gorilla ngamuk pakai acara ditenangin…hehhehe). Setelah keadaan tenang barulah Marvin dan Afandi berani menanyakan segalanya.

“Ga…aku bukannya mau ikut campur dengan semua yang telah terjadi antara kamu dan Rara…tapi melihat hal tadi…kita mesti tau kenapa kamu berbuat seperti itu ke Rara…” Ucap Afandi memecahkan kesunyian.

“Aku benci banget sama dia Fan…Dia sudah ngancurin
persahabatan yang sudah kami jalin dari kecil Fan…” Jawab Arga dengan penuh amarah.

“Emang apa yang sudah diperbuat Rara sampai kamu segini marahnya???” Tanya Marvin.

“Dia sudah menggagalkan usahaku untuk mendekati seseorang yang aku cintai…Dia menjelek-jelekan diriku didepan wanita itu serta semua langkah dan usahaku dia gagalkan…bukan ITU yang namanya SAHABAT…padahal dia tau aku sangat mencintai wanita itu???” Jelas Arga dengan marah “Sahabat itu seharusnya saling mendukung dan membantu sahabatnya…bukan sebaliknya…” Lanjut Arga.

“Apa kamu tahu kenapa Rara melakukan itu semua???” Tanya Marvin.

“Paling dia cuma nggak suka kalau aku punya pacar…karena dia baru aja diputuskan pacarnya gara-gara terlalu dekat denganku…jadi dia mau balas dendam kepadaku…”Jawab Arga.

“Itukan hanya spekulasimu saja…apa kamu pernah menanyakan padanya..???” Tanya Marvin lagi.

“Itu nggak perlu…karena aku yakin dengan semua itu…” Jawab Arga.

“Ga…yang pasti Rara punya alasan untuk melakukan hal itu…jadi sekarang yang kalian perlukan adalah bicara dan kamu harus mendengarkan semua yang dikatakan Rara…bukan seperti tadi…”Ucap Afandi.

“Tapi Fan…” Sanggah Arga.

“Nggak ada tapi-tapian…ketika kamu siap kita kebawah untuk bertemu dengan Rara dan yang lain…kamu sudah buat mereka semua takut…terutama Rara” Tegas Afandi.

“Oke…aku akan bicara dengannya…” Ucap Arga. Mendengar ini Marvin dan Afandi senang dan tersenyum lega. “Tapi…nggak hari ini…aku belum siap…jadi sekarang kalian bilang padanya mending sekarang dia pulang…” Ucap Arga melanjutkan.

Marvin dan Afandi agak kecewa mendengar Arga menunda menyelesaikan masalah ini secepatnya. Tapi mereka sedikit lega karena minimal Arga sudah berencana untuk bicara dengan Rara. Marvin dan Afandi pun menuju ruang tamu untuk menyampaikan hal ini pada Rara dan yang lain.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Keadaan di ruang tamu tak lebih baik dari di atas karena Rara terus menangis dan hanya diam tak menjawab satu pun pertanyaan dari teman-temannya. Semua perasaan kini berkecamuk didirinya walaupun perasaan sedih dan kecewa lebih mendominasi.

“Ra…kamu dan Arga ada apa…kok dia sampai melakukan hal seperti itu???” Tanya Sasya.

Namun hanya isak tangis yang terdengar dari bibir Rara. Ini membuat teman-temannya bingung. Mereka memutuskan untuk membiarkan Rara tenang dulu. Rara terus mengenang kejadian empat tahun lalu saat Arga mengetahui dia lah yang telah menggagalkan semua usaha Arga untuk mendekati orang yang dicintai Arga. Semua Amarah, ucapan Arga serta perlakuan Arga yang baru saja serasa menyayat-nyayat hatinya. Sungguh terasa sakit sekali, sehingga membuat Rara tidak dapat memikirkan hal lain selain rasa sakit itu.

Tak lama terdengar suara langkah kaki turun dari tangga. Semua orang tertuju kearah tangga termasuk Rara dengan harapan Arga yang turun agar dia bisa menjelaskan semuanya. Tapi, ternyata yang turun hanya Marvin dan Afandi.

“Vin, mana Arga???” Tanya Bara.

“Dia belum siap untuk bicara sekarang” Jawab Marvin yang membuat Rara tambah sedih. Lalu Marvin melanjutkan “Tapi…tenang aja Ra…dia pasti bicara kok sama kamu…dia sudah janji”

“Serius vin???” Tanya Rara bersemangat.

“Serius…Tapi nggak hari ini…dia minta kamu pulang aja dulu…nanti dia akan menghubungi mu kapan dia siap bicara padamu”Jawab Marvin dan meyakinkan Rara akan keseriusan Arga.

“Yaudahlah Ra…nggak apa…yang pentingkan Arga sudah mau bicara sama kamu” Hibur Sasya.

“Iya Sya…aku sudah sedikit lega” ucap Rara.

“Yaudah kalau gitu kita pulang aja yach…biar kamu bisa lebih menenangkan diri…dan menyiapkan apa aja yang harus kamu bicarakan dengan Arga” Ajak Cindy.

“Oke…” Jawab Rara.

Akhirnya Rara dan teman-temannya memutuskan untuk pulang. Dengan langkah berat Rara menoleh kea rah jendela kamar Arga. Sepintas Rara merasa ada seseorang di jendela tapi saat Rara melihat lebih jelas tak ada seorangpun disana. Rara berharap benara-benar ada orang disana dan orang itu adalah Arga. Sebenarnya Arga memang  memperhatikan kepergian mereka tapi dia buru-buru bersembunyi agar tak terlihat.

1 minggu kemudian

Sudah seminggu ini Rara terus menunggu Arga menghubunginya, Tapi tak juga ada kabar. Hari ini seperti biasanya Rara tak lepas dari hp nya karena menanti Telpon atau sms dari Arga. Tiba-tiba Hp nya berdering, saat dia melihat layar Hp nya panggilan dari nomer tak dikenal yang tertera.

Eiiittssssssssss….kira-kira siapa yang menelpon Rara ya…

Apa alasan Rara menghalangi cinta Arga???

Baca di part selanjutnya…

Sorry kalau ada yang salah atau kurang seru, maklum pemula.

Tinggalkan kritik dan saran ya !!!!!!!

2 komentar:

Adies Wulandari

aku tunggu lanjutannya ya...alhamdulillah bagus nie, menyentuh hati..oya kunjungin blogku jg yah

Unknown

makasih adies...
kritik nya dong...kan kamu lebih pengalaman soal tulis menulis...
ok...
follow ya...

Posting Komentar

Kritik dan Sarannya ya...

Agar kami para ADMIN dapat lebih mengembangkan blog ini....