BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan terhadap
energi listrik sebagai penggerak utama pembangunan terus meningkat. Kebutuhan
energi listrik Indonesia
meningkat sebesar 18% rata-rata setiap tahun. Namun, pasokan bahan bakar yang
dapat menghasilkan energi listrik tidak sepadan dengan peningkatan kebutuhan
terhadap energi listrik saat ini. Energi listik yang digunakan saat ini
berasal dari bahan bakar fosil yang keberadaannya semakin menipis. Oleh karena itu, perlu adanya alternattif
pengganti bahan bakar fosil. Energi yang dibutuhkan untuk menggantikan peranan
energi fosil harus mempunyai sifat tidak mudah habis, berkelanjutan, efektif
dalam menghasilkan bahan bakar yang melimpah dan tidak menimbulkan emisi gas
rumah kaca yang mencemari udara seperti gas SOx, COx, dan NOx. Dari berbagai
macam sumber energi yang dapat diperbaharui dan energi terbaru yang telah ada
saat ini, sumber energi yang hampir memiliki semua kelebihan yang telah
disebutkan diatas adalah energi nuklir.
Banyak negara yang telah memanfaatkan energi nuklir sebagai sumber pembangkit listrik. Berdasarkan penelitian, energi nuklir dipercaya mampu menghasilkan energi sebesar 200 MeV sehingga nuklir sangat efektif dalam menyelesaikan permasalahan krisis energi yang ada di Indonesia. Hal ini membuat pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional yakni tahun 2025 penggunaan energi nuklir sudah mencapai 2% tepatnya 1,993% dari kebutuhan energi nasional. Pemerintah bermaksud membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama pada tahun 2016 di wilayah sekitar Muria. Rencana pemerintah yang bermaksud untuk membangun PLTN di Indonesia menghadapi banyak hambatan. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran masyarakat akan dampak buruk dari limbah yang dihasilkan dari proses nuklir pada reaktor. Limbah tersebut menghasilkan radiasi yang akan merugikan manusia. Limbah yang dihasilkan PLTN mencakup limbah yang berbentuk gas, cair, dan padat. Limbah cair memiliki komposisi yang paling banyak diantara ketiganya. Kandungan yang terdapat dalam limbah cair antara lain Fe dan Sr. Limbah yang dihasilkan akan disimpan pada penyimpanan berlapis yang ditempatkan didalam tanah. Namun, penyimpanan tersebut masih memungkinkan terjadi kebocoran seperti yang terjadi pada reaktor TMI-2 dan Chernobyl-4 (Subki 1986). Bocornya limbah radioaktif ini sangat berpengaruh bagi kelestarian lingkungan, khususnya pada air dan tanah disekitar kawasan rektor nuklir. Untuk itu, diperlukan suatu inovasi yang yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Inovasi yang dibutuhkan bersifat solusi dan tidak menimbulkan masalah baru. Hal ini lah yang mendasari saya untuk membuat materi ini menjadi makalah. Dengan harapan makalah ini dapat berguna bagi pembaca untuk dapat tahu salah satu cara mengatasi limbah radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Banyak negara yang telah memanfaatkan energi nuklir sebagai sumber pembangkit listrik. Berdasarkan penelitian, energi nuklir dipercaya mampu menghasilkan energi sebesar 200 MeV sehingga nuklir sangat efektif dalam menyelesaikan permasalahan krisis energi yang ada di Indonesia. Hal ini membuat pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional yakni tahun 2025 penggunaan energi nuklir sudah mencapai 2% tepatnya 1,993% dari kebutuhan energi nasional. Pemerintah bermaksud membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama pada tahun 2016 di wilayah sekitar Muria. Rencana pemerintah yang bermaksud untuk membangun PLTN di Indonesia menghadapi banyak hambatan. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran masyarakat akan dampak buruk dari limbah yang dihasilkan dari proses nuklir pada reaktor. Limbah tersebut menghasilkan radiasi yang akan merugikan manusia. Limbah yang dihasilkan PLTN mencakup limbah yang berbentuk gas, cair, dan padat. Limbah cair memiliki komposisi yang paling banyak diantara ketiganya. Kandungan yang terdapat dalam limbah cair antara lain Fe dan Sr. Limbah yang dihasilkan akan disimpan pada penyimpanan berlapis yang ditempatkan didalam tanah. Namun, penyimpanan tersebut masih memungkinkan terjadi kebocoran seperti yang terjadi pada reaktor TMI-2 dan Chernobyl-4 (Subki 1986). Bocornya limbah radioaktif ini sangat berpengaruh bagi kelestarian lingkungan, khususnya pada air dan tanah disekitar kawasan rektor nuklir. Untuk itu, diperlukan suatu inovasi yang yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Inovasi yang dibutuhkan bersifat solusi dan tidak menimbulkan masalah baru. Hal ini lah yang mendasari saya untuk membuat materi ini menjadi makalah. Dengan harapan makalah ini dapat berguna bagi pembaca untuk dapat tahu salah satu cara mengatasi limbah radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Deinococcus radiodurans.
Deinococcus
radiodurans adalah salah satu bakteri kelompok
ekstremofil (dapat hidup di suasana ekstrem) dengan karakteristik utama berupa
ketahanan terhadap efek mutagenik dan mematikan dari berbagai agen perusak DNA, seperti paparan radiasi ion (ionizing radiation).
Organisme ini masih dapat
hidup dalam paparan radiasi
berkali-kali lipat dari jumlah yang umumnya sudah membunuh organisme lain. Kromosom D. radiodurans
bahkan dapat terbentuk kembali setelah hancur akibat radiasi. Oleh karena itu, D.
radiodurans adalah organisme paling toleran terhadap kerusakan DNA yang
pernah diidentifikasi.
B.
Deskripsi Deinococcus radiodurans.
Deinococcus radiodurans berasal dari bahas Yunani deino dan kokkos yang berarti “berry yang
mengerikan” dan bahasa Latin radius dan durare yang artinya “tahan radiasi”.
Dahulu spesies ini disebut Micrococcus radiodurans Cohn 1872. Karena
ketahanannya terhadap radiasi bakteri ini dijuluki “Conan the Bacterium”
seperti nama tokoh “Conan the Barbarian”. Bakteri ini juga tercatat dalam Guinness
Book of World Records sebagai “bakteri terkuat sedunia”. Bakteri ini
awalnya ditemukan beberapa dekade yang lalu dalam makanan kaleng yang telah
disterilisasi dengan radiasi. (Huyghe, Patrick (July/August 1998)
Awalnya spesies ini termasuk genus Micrococcus.
Setelah dilakukan pengujian RNA ribosomal bakteri ini termasuk genus Deinococcus
yang mirip dengan genus Thermus, bakteri yang tahan panas. Karena
Deinococcus memiliki ketahanan terhadap panas dan radiasi, maka dimasukkan ke
dalam filum Deinococcus-Thermus. Deinococcus merupakan satu-satunya
genus dalam ordo Deinococcales. Semua spesies dalam genus ini memilki ketahanan
terhadap radiasi.
Deinococcus
radiodurans merupakan
bakteri Gram positif berbentuk bola dengan diameter 1,5 sampai 3,5 µm dan umunya membentuk tetrad. Bakteri ini mudah
berkembang dan tidak menimbulkan penyakit. Koloninya halus, cembung, dan
berwarna pink kemerahan. Walaupun bakteri ini Gram positif, struktur dinding
selnya tidak biasa dan merupakan modifikasi dari dinding sel bakteri Gram
negatif.
Deinococcus
radiodurans tidak
membentuk endospora dan nonmotil. Bakteri ini adalah bakteri obligat aerobik
kemoorganoheterotrof yang menggunakan energi dari zat organik. Deinococcus
radiodurans sangat resistan terhadap radiasi ion, sinar ultraviolet,
desikasi (pengawetan melalui proses pengeringan), oksidasi, dan agen
elektrofilik.
Genomnya terdiri dari dua
kromosom sirkuler; 2,65 juta pasang basa dan 412.000 pasang basa yang disebut
megaplasmid dari 177.000 pasang basa dan plasmid dari 46.000 pasang basa.
Bakteri ini memiliki 3.195 gen. Pada fase stasioner, tiap sel bakteri
mengandung 4 duplikat genom yang akan berlipat ganda dengan cepat sehingga tiap
bakteri nantinya mengandung 8-10 duplikat genom.
C. Habitat Deinococcus radiodurans
Bakteri ini sering ditemukan pada
habitat yang kaya zat organik seperti di tanah, feses, daging, tapi juga bisa
ditemukan pada makan kering, debu, alat-alat medik dan tekstil. Habitat utama mikroorganisme ini adalah di tanah.
Biasanya D. radiodurans diisolasi secara selektif dari tanah, daging mentah, debu, dan udara yang telah disaring. Teknik yang digunakan adalah
dengan mengekspos sampel dengan radiasi UV atau gamma lalu menumbuhkannya pada media yang
kaya tripton dan ekstrak khamir.
D.
Mekanisme ketahanan radioaktif Deinococcus radiodurans
Deinococcus radiodurans dapat bertahan dalam 1,5 juta rads- ribuan
kali lebih kuat daripada semua makhluk hidup yang ada di bumi dan 300 kali
lebih kuat daripada ketahanan manusia. Bakteri ini memiliki ketahanan terhadap
radiasi karena memiliki salinan ganda dari genomnya dan mekanisme
perbaikan DNA yang cepat. Tidak seperti organisme lain yang kehilangan DNA
karena radiasi, mikroba ini tidak kehilangan informasi genetik karena
fragmen-fragmen DNA yang terputus disimpan di dalam cincin plasmid yang
terkunci rapat. Fragmen-fragmen ini tersusun rapat, pada akhirnya tersusun
bersama menjadi tataan yang original dan benar. Bakteri ini biasanya
memperbaiki kerusakan kromosom dalam 12-24 jam melalui proses dua tahap.
Pertama, D.
radiodurans menyambungkan ulang fragmen-fragmen kromosom melalui proses
yang disebut penempelan untai-tunggal. DNA memperbaiki diri di dalam ring yang
telah disebut. Lalu sang bakteri melakukan aksi yang sangat tidak umum. Bakteri
ini terdiri dari empat kompartmen, masing-masing mengandung satu salinan DNA. Ada
dua jalan kecil diantara kompartmen. Setelah sekitar satu setengah jam
perbaikan di dalam cincin, DNA membuka lipatan dan bermigrasi ke kompartmen
yang berdekatan—dimana terjadi saling baur dengan DNA yang telah ada disana.
Pada tahap kedua, protein
memperbaiki kerusakan untai-ganda melalui rekombinasi homolog. Proses ini tidak
melibatkan mutasi apapun dari replikasi normal yang biasa. Mesin perbaikan
reguler, umum di manusia dan juga bakteri, melaksanakan tugasnya—memperbaiki
enzim diantara dua salinan DNA, memakai templete untuk memperbaiki yang lain.
Dari empat salinan DNA,
selalu ada dua atau tiga yang terkemas rapat di dalam cincin sementara yang
lain dapat bergerak bebas. Sehingga kapanpun, selalu ada salinan DNA yang
mengatur produksi produksi protein dan lain-lain yang tidak aktif namun
terlindungi terus menerus.
Pertanyaan mengenai Deinococcus
radiodurans adalah bagaimana ketahanan radioaktif yang demikian tinggi
dapat berkembang. Level radiasi lingkungan alam sangat rendah—di kebanyakan
tempat, tingkatnya 0.4 mGy per tahun, dan radiasi lingkungan yang diketahui
paling tinggi, dekat Guarapari, Brazil, hanya 175 mGy per tahun. Dengan level
radiasi lingkungan alam yang terjadi sangat rendah, organisme yang
mengembangkan mekanisme untuk menahan efek radiasi tinggi sangat unik.
Valerie Mattimore dan John
R. Battista dari Lousiana State University mengusulkan bahwa ketahanan
radioaktif D. Radiodurans hanyalah efek samping dari mekanisme untuk
bertahan terhadap kekeringan sel berkepanjangan. Untuk mendukung hipotesis ini,
mereka melakukan eksperimen dimana mereka mendemonstrasikan strain mutan D.
radiodurans yang sangat rentan terhadap bahaya radiasi ion juga sangat
rentan terhadap bahaya kekeringan berkepanjangan, sementara tipe galur liar
resisten terhadap keduanya. Sebagai tambahan untuk perbaikan DNA, D.
radiodurans menggunakan ekspresi protein LEA (Late Embryogenesis Abundant)
untuk melindungi diri dari kekeringan.
Michael
Daly mengusulkan bahwa bakteri ini menggunakan mangan sebagai antioksidan untuk
melindungi diri terhadap bahaya radiasi. Pada tahun 2007 timnya menunjukkan
bahwa level mangan(II) intrasel yang tinggi pada D. radiodurans
melindungi protein dari oksidasi radiasi, dan mengemukakan ide bahwa protein,
bukan DNA, adalah target pelaku dari aksi biologis ;pada bakteri sensitif, dan
ketahanan ekstrim pada bakteri yang mengandung mangan didasar perlindungan
protein. Deinococcus radiodurans melindungi protein, bukan DNA,
sehingga memungkinkan untuk memperbaiki DNA yang rusak.
D.
radiodurans memiliki
mekanisme yang sangat efisien dalam memperbaiki DNA yang rusak. Ada beberapa
jenis enzim untuk perbaikan DNA di dalam sel organisme ini.
Selain enzim RecA, yang umum ada di organisme untuk perbaikan kerusakan DNA
dalam tingkat rendah, D. radiodurans juga memiliki beberapa
RecA-independen sistem DNA yang memungkinkan bakteri ini memperbaiki DNA, utas
tunggal maupun utas ganda, dengan sistem penghancuran DNA yang rusak disertai
penggantian dengan DNA baru. Sel D. radiodurans yang umumnya eksis dalam
bentuk tetrad juga dianggap memberikan kontribusi terhadap ketahannya terhadap
radiasi dan senyawa mutagenik, karena DNA yang rusak terkumpul rapi membentuk
struktur cincin toroidal. Mekanisme perbaikan kemudian difasilitasi oleh
nukleoid dari bagian sel yang berdekatan, sehingga tetap memungkinkan rekombinasi homolog. Rekombinasi homolog tersebut menyebabkan
sel yang kromosomnya sudah diperbaiki dapat kembali tumbuh dan membelah.
Deinococcus memiliki keunikan yang tidak
umum, dia tahan terhadap radiasi sinar gamma, yang membuatnya tetap dapat hidup
setelah diekspo sinar gamma dengan dosis beberapa kali dari dosis yang dapat
mematikan manusia. Dosis yang dapat memutus-mutus genom menjadi beberapa
fragmen DNA, akan tetapi enzim bakteri ini dapat memperbaiki kerusakan genom
yang parah ini. Sehingga dengan rekayasa genetik, bakteri ini diyakini
dapat membantu membersihkan tanah dan air yang terkontaminasi oleh 10 juta
kubik yards limbah radioaktif yang sudah terkumpul di USA . Mekanisme yang digunakan
bakteri ini adalah dengan menyerap radioisotop yakni Fe-55 dan Sr-90 yang
mencemari tanah dan air di sekitar PLTN apabila terjadi kebocoran pada sistem
penyimpanan. Oleh karena itu, bakteri D. radiodurans akan dijadikan
sebagai salah satu elemen dalam pembangunan instalasi penanganan limbah
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir berupa Sistem bioreaktor basah In Situ dan
Sistem Poros Kontak Biologis.
Tapi semua ini masih harus diteliti lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
1.
Deinococcus radiodurans adalah salah satu
bakteri kelompok ekstremofil (dapat hidup di suasana ekstrem) dengan
karakteristik utama berupa ketahanan terhadap efek mutagenik dan
mematikan dari berbagai agen perusak DNA, seperti paparan radiasi ion (ionizing radiation).
2.
Deinococcus radiodurans memiliki ketahanan
terhadap radiasi karena memiliki salinan ganda dari genomnya dan
mekanisme perbaikan DNA yang cepat.
3.
Mekanisme
yang digunakan Deinococcus
radiodurans adalah dengan menyerap radioisotop yakni Fe-55 dan Sr-90
yang mencemari tanah dan air di sekitar PLTN apabila terjadi kebocoran pada
sistem penyimpanan.
- Saran
1.
Pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) boleh saja dilakukan asal memperhatikan
kelestarian lingkungan.
2.
Pemerintah
perlu menyiapkan inovasi-inovasi sebelum pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN) seperti menggunakan Deinococcus
radiodurans ini. Agar saat benar-benar terjadi kebocoran pemerintah telah siap.
DAFTAR PUSTAKA
Hua,
Xiaoting, Lifen Huang, dkk. DNA Repair Volume 6, Issue 2, 4 Februari 2007,
halaman 167-176
Funayama, Tomoo, Issay Narumi,
dkk. Mutation Research / DNA Repair, Volume 435, Issue 2, 22 Oktober 1999,
halaman 151-161
Rajan, Rakhi dan Charles E.
Bell. Journal of Molecular Biology, Volume 344, Issue 4, 3 Desember 2004,
halaman 951-963
1 komentar:
om klo mau download or copy makalah nya gmane?????
Posting Komentar
Kritik dan Sarannya ya...
Agar kami para ADMIN dapat lebih mengembangkan blog ini....